Rabu, 26 September 2007

doa




DOA SYUKUR DAN PERMOHONAN
UNTUK PROF. WIMPY SANTOSA



Tuhan sumber kebenaran, kebaikan dan muara keindahan
Hari ini menjadi saat yang penuh syukur bagi kami komunitas akademis
Karena anugerah yang Kau curahkan pada diri kolega kami Wimpy Santosa
Dia telah berihtiar siang-malam, lahir batin tanpa kenal lelah
Telah mempertaruhkan segalanya untuk meraih sumber dan meniti muara ilmu pengetahuan
Untuk mencicipi hakekat, guna dan makna: kebenaran, kebaikan dan keindahanMu
Di tengah malam yang gelap kadang merasuk akal, pikiran dan jiwa yang membuat dirinya bertanya kalut berkabut
Di tengah jalan yang tak lempang, licin, gamang dan penuh persimpangan
Yang di setiap pertanyaan selalu dijawab dengan pertanyaan-pertanyaan ulang
Sedangkan terang matahari siang sering menjadi fatamorgana yang menyilaukan, meragukan dan membingungkan mana yang semu dan mana yang sejati
Hari-hari kadang menjadi merjan-merjan air mata derita dan putus asa
Kini dia Kau perkenankan mencicipi, ya...sekedar mencicipi segarnya kebenaran, kebaikan dan keindahanMu sebagai seorang intelektual
Seperti mimpi, setengah tak percaya
Senyumnya kini menjadi senyum kami juga
Kegembiraannya kini menjadi kegembiraan kami juga
Kebahagiaannya kini menjadi kebahagiaan kami juga
Syukurnya kini, disini, di tempat ini tentu menjadi syukur kami juga.

Namun hari ini menjadi saat yang penuh permohonan pula
Sebutan mahaguru, guru agung, guru besar yang boleh disandangnya bukanlah pameran kebanggaan untuk dipertontonkan
Bukanlah gelar untuk dipagelarkan agar gelegar tepuk tangan kebanggaan mentakaburkan
Namun untuk diabdikan
Untuk diejawantahkan dalam kehidupan
Dia yang telah mencicipi kebaikanMu buatlah bersedia pula untuk membagikan dan menunjukkan pada mereka yang dahaga dan mencari sumber kebenaran, kebaikan dan muara keindahan yang berawal serta berakhir pada-Mu juga
Memberi tahu kepada yang tidak tahu
Mencerahkan mereka yang berada dalam kegelapan
Mengajar kebenaran pada mereka yang keliru dan sesat
Menunjukkan teladan kebaikan nyata pada mereka yang terjerat oleh teori-teori verbal dan konsep-konsep hampa
Kami memohon kepadaMu ya Tuhan buatlah agar wujud tetap tidak menyalahi hakekatnya
Guru besar, hamba ilmu, yang tidak menyalahi keagungannya dalam pengabdian
Tak kenal lelah apalagi pamrih seperti ketika dia berihtiar untuk meraihnya
Permohonan kami ini adalah permohonan dia juga.

Tuhan, sumber kebenaran dan kebaikan serta muara keindahan
Akhir dari ilmu adalah keindahan
Pengetahuan dan kearifan; mengental dan mengkristal dalam keindahan
Cinta dan kebahagiaan, harmoni dan kesepahaman adalah buah-buah keindahan
Seperti pesta intelektual ini yang indah, seperti komunitas akademis ini yang harmonis
Dengan kuasa berkatmu, semoga esok lusa akan melahirkan mahaguru-mahaguru lain yang juga berani mempertaruhkan hidupnya untuk menyusuri sumber kebenaran dan kebaikan yang bermuara pada keindahan.
Amin.


† fabie 17 des 2005

Tidak ada komentar:

PHILOKALIA?

philokalia (φιλοκαλια) dari kata philokalein (Φιλοκαλειν ) dari bahasa Yunani artinya “mencintai keindahan”. Philokalia itu sisi lain dari Philosophia (pencinta kearifan), maka Philokalia sering disebut sebagai “pencinta keindahan”. Meskipun secara historis kata itu menunjuk pada judul buku-buku abad ke-15 yang ditulis oleh guru-guru spiritual dari Gereja Timur (Ortodoks). Bahkan term Philokalia itu menunjuk pada St Nikodimos dari Gunung Suci Athos dan St Makarios dari Korintus sebagai rahib-rahib kelas berat yang menunjukkan jalan spiritualitas atau jalan penjiarahan, untuk mencapai Allah. Buku-buku mereka yang mulai dipublikasikan di Venesia pada tahun 1782, mengajarkan primas estetika di atas asketika. Primas keindahan sebagai jalan keselamatan.
Pada prinsipnya buku-buku itu membeberkan tentang kesempurnaan hidup (θεοσις) melalui purifikasi (καθαρσις) dan iluminasi (φοτισις). Pengantarnya mengatakan :
"The Philokalia is an itinerary through the labyrinth of time, a silent way of love and gnosis through the deserts and emptinesses of life, especially of modern life, a vivifying and fadeless presence. It is an active force revealing a spiritual path and inducing man to follow it. It is a summons to him to overcome his ignorance, to uncover the knowledge that lies within, to rid himself of illusion and to be receptive to the grace of the Holy Spirit, who teaches all things and brings all things to remembrance."
Philokalia tentunya pertama-tama tidak mengacu pada buku-buku tersebut. Meskipun spiritnya sama. Jalan kesempurnaan itu bersifat estetik bukan asketik. Estetik itu via positiva bukan via negativa. Purifikasi dan iluminasi itupun merupakan pengalaman estetik, bukan etik, apalagi logik. Hanya mereka yang memuja keindahan akan mendapat ganjarannya. Pemahaman tingkat mendalam dari kata purifikasi dan iluminasi itu bila seseorang mampu mentransendensir “philosophia” dengan “philokalia” dengan kata lain mengatasi kata “memahami” dengan “mengagumi”. Kata “mengagumi” itu setingkat lebih tinggi dari kata cinta. “Mengagumi’ itu radikalisasi dari cinta. Itu secara horisontal. Secara vertikalpun, untuk mendekati yang “tak tampak”, yang misteri, yang ilahi atau Allah itu hanya bisa dikagumi bukan dipahami. Kekaguman adalah sumber dan puncak pengetahuan, bahkan menunjuk pada kwalitasnya. Saya mengagumi maka saya ada, admiro ergo sum.
Pada mulanya eikon (imago) bukan logos. Logos hanya suatu ihtiar membahasakan eikon. Misteri inkarnasi adalah kembalinya Logos menjadi Eikon; Sabda menjadi imej. Yesus hadir di dunia ketika manusia tenggelam dalam lautan kata (logos), ide, konsep dan pemikiran yang menjadi labirin. Berputar-putar tak menentu dan tak juntrung. Yesus adalah “land mark”, adalah Eikon, adalah jendela, adalah pintu keluar dan pintu masuk yang paling baik, benar dan indah.
(† fabie sebastian heatubun).