Selasa, 06 November 2007

soliloquy

Memandang istanamu
bagai memandang sebuah keangkuhan
pada keempat sisi tembok istanamu
kulihat yang ada cuma kenekatan-kenekatan
demi sesuatu yang niskala
langit di istanamu kusam
mengkusamkan paras elokmu
dan kau berujar:
"jika saja elokku ada padaku
elokku bukan untuk dunia
elokku untuk Dia
yang telah memberi elokku
dan apalah keelokkan
dunia panca indra itu bukan saja fana
tapi juga menipu.
bdg, 83





Aku trenyuh
ketika kawan-kawan lamaku
memanggilku dengan nama yang sudah lama tak kudengar lagi, "Vonny"!
Begitu katamu suatu hari.
Ingin sekali aku memangglmu dengan nama lama itu
memerdukan kembali di telingamu.
yang sudah agak asing itu
tapi nama itu nadanya sumbang!
bukankah nama itu nama sejarah masa lalumu?
yang merah, yang hitam dan yang putih?
sebuah nama dengan leleh air mata, dan perjuangan
untuk memeperoleh nama baru
yang penuh melodi dan seharum melati.
Maureen.

Bdg. '83






SHOPPING DI JL. BRAGA

boneka mainan dari plastik pada etalase toko
lucu dan menarik sekali
terus terang saya suka boneka ini
kalau saja saya memilikinya

tadi pagi
saya jumpa dengan kamu
kamu mirip dengan boneka ini
manis, lucu dan menarik
terus terang saya suka memilikinya

boneka mainan, sungguhkah engkau juga?
boneka yang tak bersukma
boneka rapuh tanpa jiwa
boneka yang cuma bisa menghiba
boneka yang tersenyum
senyuman boneka
yang cuma senyuman
yang cuma boneka
boneka, senyuman.
apalah artinya boneka
senyuman boneka?
apalah artinya ingin memiliki
memiliki sebuah boneka.

Bdg'83






Hari ini kamu duduk persis di depanku
membelakangiku
engkau memandang ke depan
apa yang engkau pandang disana?
masa depan?
engkau memandang kenisbian
raut muka apa yang ada padamu
kecewa
duka
harap
asa
haru
pilu
rindu
kelu?
ah, betapa banyak cerita yang terangkai disana
aku paguti satu-satu
biru
cerita biru
hingga ketika kita saling tersenyum
senyummu, senyumku
membiru.
Bdg'83





OMONG-OMONG IMAGINER I

suatu hari kangenku padamu lewat
yah, kira-kira engkau lewat sebagai adanya.
+ mawar kesumba, engkau hendak kemana?
- aku hendak ke alam maya, Fab.
+ apa yang engkau bawa di tanganmu itu?
- bayangan. Kalau kau suka...ambillah
+ tapi sebaiknya kau singgah dulu
aku punya cerita yang bagus-bagus
yang pasti kau suka.
dan aku ingin menikmati bayangan itu bersamamu malam ini.
- maaf Fab, waktu sudah menjemput.





OMONG-OMONG IMAJINER II

suatu hari kamu singgah pada kangenku
+ wah, rupanya kau lelah dalam perjalanan jauhmu ini, Mawar kesumba. mukamu rada pucat
sebaiknya kau singgah dulu
akan kuberikan padamu pelepas dahaga dan penat.
- mungkin ini lebih bijaksana, Fab.
maaf saya tak membawa apa-apa yang istimewa.
cuma ini.
bayangan
mungkin ini ada manfaatnya buatmu.
+ ah, sejuta terimakasih, Mawar kesumbaku.
tentunya besar artinya bagiku
bukan semata-mata kau yang memberi
tapi saya terlanjur menggilai bayanganmu
saya tahu kalau ini hanya gejala neurotik belaka
seperti yang dikatakan psikiater kemarin
dan juga hadiahmu itu adalah tambang emas
bagi kekayaan imaginasiku.
engkau spiritku
engkau sajakku
engku sumber inspirasiku
engkau pelabuhanku
engkau bunga mawarku
engkau bumi tempatku berpijak
engkau kerdip cahaya pada kekelamanku
engkau lukisanku
engkau getaran suara harpaku
engkau dewi Wawar kesumbaku...
aku cinta...
- cukup! membosankan!
semua lelaki ternyata sama
tak terkecuali engkau, fab!
seperti inikah cerita yang bagus-bagus itu?
inilah saatnya untuk membuang tahayul lama
bahwa lelaki diam itu yang simpatik
diammu adalah bisingnya orang-orang di pasar.
aku singgah di hatimu semakin penat saja
semakin dahaga
saya menyelsal memberimu bayangan itu
tapi mau apa, nasi telah menjadi bubur dan susu telah tumpah
aku permisi.
+ jadi engkau mau meneruskan perjalanan jauhmu pada malam selarut ini?
- ya demi pilihan

dan engkaupun berlalu di telan kegelapan malam.






OMONG-OMONG IMAJINER III

Suatu hari kamu menginap dalam kangenku
+ siapa itu diluar pada gelap semalam ini?
bukankah engkau Mawar kesumba?
- ya, aku Mawar kesumba, Fab
+ Mawar kesumba yang mana?
ada banyak mawar kesumba
- yang selalu kau panggil aku "mawar yang tak merah dan tak putih"!
+ Mawar kesumba yang jelita mempesona itu?
- cepat, aku bukakan pintu!
aku bawa haru dan nestapa buatmu.
tapi jangan kau sambut aku dengan air mata, ya?
- seperti yang belum kenal saja.
aku Fabie yang sudah biasa bersahabat dengan mayanya dunia ini.
+ aku akan menginap di kamar hatimu, malam ini.
- aaah.. suatu yang luar biasa
sungguh-sungguh impian tentang bayangan.
selamat datang di pelaminan mimpi ini.
adakah ini perjalananmu yang terakhir?
+ tidak aku cuma mau menginap
- adakah bayangan itu malam ini akan kau berikan padaku?
+ aku cuma menginap.
- adakah malam yang berbulan ini akan kau berikan padaku?
+ aku cuma menginap.
- adakah malam ini akan kau proklamirkan cinta kita?
+aku cuma menginap...Fab, cuma menginap.
- baiklah aku akan mendampingimu
sampai matahari terbit
songsonglah ia
aku bersedia mengantarmu pada tujuan terakhir.

BDG '83

Tidak ada komentar:

PHILOKALIA?

philokalia (φιλοκαλια) dari kata philokalein (Φιλοκαλειν ) dari bahasa Yunani artinya “mencintai keindahan”. Philokalia itu sisi lain dari Philosophia (pencinta kearifan), maka Philokalia sering disebut sebagai “pencinta keindahan”. Meskipun secara historis kata itu menunjuk pada judul buku-buku abad ke-15 yang ditulis oleh guru-guru spiritual dari Gereja Timur (Ortodoks). Bahkan term Philokalia itu menunjuk pada St Nikodimos dari Gunung Suci Athos dan St Makarios dari Korintus sebagai rahib-rahib kelas berat yang menunjukkan jalan spiritualitas atau jalan penjiarahan, untuk mencapai Allah. Buku-buku mereka yang mulai dipublikasikan di Venesia pada tahun 1782, mengajarkan primas estetika di atas asketika. Primas keindahan sebagai jalan keselamatan.
Pada prinsipnya buku-buku itu membeberkan tentang kesempurnaan hidup (θεοσις) melalui purifikasi (καθαρσις) dan iluminasi (φοτισις). Pengantarnya mengatakan :
"The Philokalia is an itinerary through the labyrinth of time, a silent way of love and gnosis through the deserts and emptinesses of life, especially of modern life, a vivifying and fadeless presence. It is an active force revealing a spiritual path and inducing man to follow it. It is a summons to him to overcome his ignorance, to uncover the knowledge that lies within, to rid himself of illusion and to be receptive to the grace of the Holy Spirit, who teaches all things and brings all things to remembrance."
Philokalia tentunya pertama-tama tidak mengacu pada buku-buku tersebut. Meskipun spiritnya sama. Jalan kesempurnaan itu bersifat estetik bukan asketik. Estetik itu via positiva bukan via negativa. Purifikasi dan iluminasi itupun merupakan pengalaman estetik, bukan etik, apalagi logik. Hanya mereka yang memuja keindahan akan mendapat ganjarannya. Pemahaman tingkat mendalam dari kata purifikasi dan iluminasi itu bila seseorang mampu mentransendensir “philosophia” dengan “philokalia” dengan kata lain mengatasi kata “memahami” dengan “mengagumi”. Kata “mengagumi” itu setingkat lebih tinggi dari kata cinta. “Mengagumi’ itu radikalisasi dari cinta. Itu secara horisontal. Secara vertikalpun, untuk mendekati yang “tak tampak”, yang misteri, yang ilahi atau Allah itu hanya bisa dikagumi bukan dipahami. Kekaguman adalah sumber dan puncak pengetahuan, bahkan menunjuk pada kwalitasnya. Saya mengagumi maka saya ada, admiro ergo sum.
Pada mulanya eikon (imago) bukan logos. Logos hanya suatu ihtiar membahasakan eikon. Misteri inkarnasi adalah kembalinya Logos menjadi Eikon; Sabda menjadi imej. Yesus hadir di dunia ketika manusia tenggelam dalam lautan kata (logos), ide, konsep dan pemikiran yang menjadi labirin. Berputar-putar tak menentu dan tak juntrung. Yesus adalah “land mark”, adalah Eikon, adalah jendela, adalah pintu keluar dan pintu masuk yang paling baik, benar dan indah.
(† fabie sebastian heatubun).